Oleh: Humas Kagama Balikpapan
Rektor UGM, Panut Mulyono, didampingi sejumlah pejabat kampus, melakukan kunjungan ke Balikpapan Kalimantan Timur untuk melihat langsung situasi Kawasan Ibukota Negara (IKN) di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Jumat (15/4/2022). Sesaat setelah mendarat di Balikpapan, rombongan langsung memulai perjalanan dengan mengunjungi Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) yang merupakan wilayah konservasi lingkungan berbatasan langsung dengan zona calon ibukota negara.
Rombongan yang terdiri dari Rektor, Ketua Dewan Guru Besar, Ketua Senat Akademik, dan beberapa Wakil Rektor serta Dekan Fakultas itu disambut hangat oleh pengurus Yayasan Pro-Natura yang melaksanakan kegiatan konservasi, didampingi masyarakat sekitar hutan lindung. Bertempat di Lamin Ulin, rombongan mendapatkan paparan singkat mengenai sejarah, fungsi dan kekayaan flora fauna di HLSW. Dimulai dari pemberian status hutan tutupan dari Sultan Kutai pada 1934 hingga saat ini hutan seluas 10.025 hektar ini merupakan penyedia air baku untuk kilang Pertamina (RDMP). Kekayaan fauna yang terdiri dari ratusan spesies burung dan primata, masih bisa ditemukan di area habitat aslinya.
KAGAMA Balikpapan sebagai organisasi Alumni UGM sudah cukup banyak mengambil peran kemitraan konservasi lingkungan di HLSW. Ketua Harian Pengurus KAGAMA Balikpapan, Yuniar Surindrasworo menyatakan, “KAGAMA sangat memberikan perhatian persoalan pelestarian lingkungan. HLSW adalah harta lingkungan yang tidak ternilai bagi masyarakat Balikpapan. Hutan lindung yang masih terjaga habitatnya namun berlokasi sangat dekat dari kota Balikpapan yang berhimpitan dengan Kawasan Ibukota Negara. Peran aktif KAGAMA dalam hal ini adalah usaha promosi ekowisata, penanaman berbagai jenis pohon langka dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dengan berbagai pelatihan usaha.”
Sebelum berangkat menjelajah masuk hutan lindung, rombongan juga berkesempatan melihat karya ecoprint dan berbincang dengan kelompok masyarakat yang telah mendapat pelatihan dan bimbingan KAGAMA untuk memproduksi sekaligus memasarkan produk ecoprint. Pembina kegiatan ecoprint KAGAMA, Didiek Anggrat menjelaskan, “Hutan lindung menyediakan kekayaan vegetasi yang bisa menjadi ratusan atau ribuan pewarna alami dan pola daun untuk pembuatan kain batik ecoprint. KAGAMA sejak beberapa bulan lalu sudah mengajarkan kepada masyarakat desa-desa binaan dengan menghadirkan mentor-mentor produsen, desainer dan pelaku usaha ecoprint yang berhasil dari Yogyakarta dan Jakarta. Hingga saat ini warga masyarakat sudah mampu memproduksi kain batik ecoprint yang berkualitas hampir sama dengan para produsen professional. Inilah karya nyata alumni UGM di Balikpapan yang biasa kita sebut KKN (Kagama Kerja Nyata)”.
Acara ditutup dengan trekking ke dalam hutan untuk mendapatkan penjelasan langsung di sepanjang rute, kemudian diakhiri dengan melakukan penanaman pohon ulin di area yang sedang dilakukan penyulaman. Pohon-pohon ulin yang ditanam akan dirawat oleh HLSW dan diharapkan menjadi sedekah oksigen sekaligus penanda bahwa UGM-KAGAMA telah mempunyai kontribusi nyata pelestarian lingkungan di HLSW.
Leave a Reply