Kagama Writing 6: Story Telling dari Hati

Sabtu (28/08/2021), PP Kagama bersama komunitas Kagama Writing melaksanakan kelas daring melalui aplikasi Zoom Meetings dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Kagama Channel. Pada seri ke-6 kali ini menghadirkan tema “Story Telling dari Hati” bersama narasumber wartawan senior Andreas Maryoto. Jalannya acara dipandu oleh Rere Reynilda sebagai host.

Andreas Maryoto

Andreas Maryoto memaparkan materi dengan judul “Seni Bertutur dalam Menulis”. Sebuah cerita dimulai dari kalimat pertama yang menarik dan memiliki daya tarik untuk dibaca.

“The art of story telling dimiliki oleh para penulis terkenal. Acap kali pembaca dibuat terkagum-kagum, terpukau dan terhipnotis oleh cerita yang dihadirkan penulis. Seperti contoh tulisan karya Pramoedya Ananta Toer yang mampu membawa pembacanya seakan-akan terlibat masuk dalam cerita tersebut.” ujar Andreas mengawali paparanya.

Menurut Andreas, kemampuan story telling sudah ada sejak dahulu. Ketika manusia di masa berburu dan meramu. Siang hari manusia berusaha mencukupi kebutuhannya dan pada malam hari mereka berkumpul dan bercengkrama mengitari api unggun sambal bercerita tentang perburuan pada siang harinya. Story telling juga bagian dari tradisi. Di masa kecil, seorang anak sebelum tidur mendengarkan dongeng dan cerita dari orang tuanya.

Story telling juga menggambarkan pengalaman hidup seseorang baik ketika ketemu pasangan. Untuk story telling yang bagus dan pembaca seolah-olah dapat merasakan langsung peristiwanya, Andreas mencontohkan, di masa pandemi ini pun dapat membuat suatu karya story telling yang bagus. Seperti yang ditulis oleh salah seorang temannya, ‘Saya pun bergegas mengemasi beberapa lembar baju ganti. Setelah itu langsung masuk ambulan dan mengintip lewat jendelanya. Istri dan anak melambaikan tangan. Apakah saya akan kembali ?’.

Andreasa memberikan ada beberapa tips dalam menulis, di antaranya menghindari kalimat klise, dapat menghadirkan perkiraan tentang apa yang akan terjadi, menghadirkan kekuatan emosi dalam ceritanya, membuat karakter yang mengena di hati pembaca, dan menghadirkan dialog yang dinamis.

Hindari menggunakan kalimat seperti semua sudah ada yang mengatur. Usahakan memulai kalimat dengan sesuatu yang menarik dan bukan kata-kata umum yang sudah banyak diketahui bersama. Akan lebih baik menggunakan kalimat yang membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi.

“Teknik story telling memiliki banyak manfaat baik dalam presentasi materi, mempercepat adopsi dan komunikasi teknologi terbaru, dan story telling mempunyai manfaat sebagai bagian dari membangun interaksi sosial terutama dengan kalangan anak/remaja. Story telling dapat dilatih dengan membaca novel, membaca biografi / otobiografi, bertemu orang dengan berbagai latar belakang, sering mengamati kehidupan atas dan bawah, dan meditasi.” pungkas Andreas mengakhiri paparannya. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: