PP Kagama bersama Kagama Care dan Kagama Canthelan kembali menggelar webinar series Canthelan Show yang sudah memasuki jilid 8 lewat aplikasi Zoom Meeting pada hari Minggu (7/2/2021) jam 09.30 – 12.00 WIB. Webinar dibuka oleh Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang 6 PP Kagama, menghadirkan 3 narasumber yaitu Rahayu Widayati (Magelang), Yuli Dwi Astuti (Yogyakarta), dan Hendra Saputra (Polewali Mandar). Bertindak sebagai moderator adalah Isma Kurniatanty, aktivis Kagama Care.
Narasumber pertama, Rahayu Widayati berbagi pengalaman tentang kegiatan canthelan dari Magelang. Paparannya diberi judul “Menebar Virus Canthelan di Kota Sejuta Bunga”. Berawal dari obrolan di sosial media antara Rahayu dengan Ardiati Bima yang merupakan inisiator gerakan canthelan, kemudian Rahayu ikut melakukan kegiatan canthelan serupa di daerah tempat tinggalnya yakni Magelang. Ia memulai kegiatan canthelan pada 3 Juli 2020. Ia pun bersyukur respon positif masyarakat sekitar lingkungannya yang mendukung dan ikut serta dalam kegiatan canthelan tersebut.
Rahayu yang merupakan alumnus Fakultas Biologi UGM awalnya membuat canthelan di hari pertama sebanyak 7 paket sembako. Lalu pada hari-hari selanjutnya bertambah menjadi 10,12,30 dan sekarang sudah mencapai 40 paket sembako per hari. Isi canthelan dikemas dengan menarik, di dalamnya ada aneka sayur, lauk pauk, makanan pokok dan kadang-kadang masker.
Donasi untuk kegiatan canthelan didapatkan melalui mengunggah kegiatan di platform media sosial seperti Facebook, Instagram dan Whatsapps yang kemudian menarik perhatian banyak donatur baik dari keluarga, teman semasa sekolah dan kuliah. Berawal dari lingkungan sekitar rumah Rahayu, canthelan sampai saat ini sudah merambah ke beberapa wilayah di Magelang meliputi Secang Payaman, Kemerikerep, Badaan, Kalinegoro dan Sanden. Dalam perjalanannya mengadakan canthelan, Rahayu banyak mengalami pengalaman suka dan duka.
“Suka dan duka tersebut saya jalani dengan rasa ikhlas. Hal tersebut saya yakini sebagai bentuk kepedulian dan rasa kebersamaan. Hal kecil yang kita lakukan bisa berarti besar bagi orang lain”. ujar Rahayu mengakhiri kisahnya.
Yuli Dwi Astuti sebagai narasumber kedua memulai berbagi cerita pengalaman tentang kegiatan canthelan. Dimulai dari dialog yang ia lakukan dengan Ardiati Bima di platfrom Facebook dan kegiatan suami yang meliput terkait kegiatan canthelan. Cerita dari suami menjadi awal semangat bagi Yuli untuk ikut dalam kegiatan canthelan. Kemudian, Yuli mengadakan kegiatan canthelan di lingkungan tempat tinggalnya di Badran, Jetis, Yogyakarta.
Canthelan di hari pertama tepatnya 17 Juni 2020 diawalinya dengan dana pribadi dengan 7 paket sembako yang dicanthelkan. Canthelan dibuat dengan kemasan menarik seperti canthelan gudeg dan canthelan kue cucur. Hari-hari berikutnya, mulai berdatangan donasi baik dari tetangga, pedagang sayur keliling dan ada dama stimulus dari Kagama Care. Bantuan tidak hanya diterimanya dalam bentuk makanan, namun berupa alat tulis juga.
Yuli menjelaskan penerapan protokol kesehatan juga ia terapkan untuk menghindari kerumuman orang yang mengambil dan memanfaatkan canthelan. Hingga saat ini, di hari ke-101, canthelan yang diinisiasi oleh Yuli menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh warga masyarakat sekitarnya.
Hendra Saputra sebagai narasumber ketiga juga berbagi pengalaman tentang canthelan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Ia bercerita tidak mau kalah dengan teman-teman Kagama yang mengadakan kegiatan canthelan di pulau Jawa. Hendra pun berinisiatif melakukan kegiatan canthelan di lingkungan tempat tinggalnya yang mayoritas penduduknya tidak mempunyai pekerjaan tetap. Mereka rata-rata berprofesi sebagai penambang pasir, penambang batu dan bahan galian, serta buruh tani. Hal tersebut membuat Hendra bergerak dengan semangat solidaritas sosial, sama seperti yang dilakukan Rahayu dan Yuli. Kalau isi canthelannya juga tidak jauh berbeda dengan canthelan di tempat laian yaitu berupa bahan kebutuhan pokok atau sembako.
Hendra memulai kegiatan canthelan pada 21 Mei 2020, dari donasi awal yang ia dapatkan dari Kagama Care. Di setiap kegiatan canthelan, rata-rata 30 sampai 40 paket canthelan bisa dibagikan. Namun, Hendra sempat mengalami dilema dalam kegiatan canthelan yang diinisiasinya. Ada beberapa kelompok warga yang malah tidak melakukan aktivitas bekerja dan hanya menunggu paket canthelan. Hal tersebut menjadi evaluasi bagi Hendra dan kawan-kawan canthelan di Polewali Mandar.
Ada yang menarik dari Canthelan Show edisi 8 kali ini, yaitu mendapat apresiasi bagus dari Dody Usodo Hargo, Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dody sangat antusias mengikuti paparan ketiga narasumber terkait pengalamannya berbagi pada kegiatan canthelan di daerahnya masing-masing. Dody menambahkan kegiatan solidaritas sosial ini hendaknya massif dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, di mana diharapkan hal tersebut bisa menjadi bagian dari upaya bersama masyarakat Indonesia yang bahu membahu dengan semangat gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19. [arma]
*) Materi webinar selengkapnya bisa disaksikan di kanal Youtube Kagama Channel: