Nurhidayanto, Pemilik Aplikasi Bengkel dan Cuci Kendaraan Panggilan HEPICAR yang Tidak Pernah Berhenti Belajar dan Berinovasi

Perjalanan hidup Nurhidayanto, alumnus Komunikasi Fisipol UGM angkatan 1996, sungguh penuh aneka warna dan panjang berliku. Cak Nur, begitu biasa ia disapa, sangat kenyang dengan pengalaman hidup, khususnya dalam profesi dan pekerjaannya.

Bagaimana tidak, sejak wisuda tahun 2003 sampai saat ini, Cak  Nur sudah mengalami berkali-kali berganti pekerjaan dan jabatan. Bukan bosan dengan pekerjaan yang ia geluti, namun ia termotivasi ingin belajar sebanyak mungkin hal yang menarik minatnya kala itu.

Cak Nur berfoto dengan sebagian mitra HEPICAR yang berada di Yogyakarta

“Pada dasarnya saya suka belajar, di manapun dan dari siapapun,” ucap Cak Nur kepada kagama.id yang mewawancarainya.

Selepas diwisuda tahun 2003, Cak Nur bekerja untuk pertama kalinya menjadi sales pada sebuah perusahaan penjualan kayu konstruksi di Yogyakarta. Namun setahun menjadi sales, dirasa sudah cukup bagi Cak Nur mendapatkan ilmu marketing dan jualan.  

Selanjutnya tahun 2004 Cak Nur bergabung di Koperasi Syariah BMT Al Ikhlas Yogyakarta, sebagai humas dan mengurusi pengembangan SDM. Dua tahun kemudian ia merantau ke Jakarta, bekerja menjadi manajer pada sebuah jaringan klinik terapi herbal bernama Klinik Terapi Fatahillah. Klinik yang dikelolanya mengembangkan cabang hingga ke Medan, Bogor, Bandung dan Pati, sehingga mulailah ia belajar mengelola perusahaan dalam skala nasional.

Tahun 2008 Cak Nur balik ke Yogyakarta, karena diajak kembali pemilik Koperasi Syariah BMT Al Ikhlas membantu pengembangan sektor usahanya. Ia ditunjuk menjadi manajer program ISES Consulting, sebuah perusahaan yang dibentuk sebagai inkubator UMKM dan konsultan pendirian lembaga keuangan mikro. “Di sini saya banyak belajar mengenai dasar-dasar keuangan perusahaan dan bagaimana bekerja bersama para pendiri usaha mikro,” kenangnya.

Lagi-lagi hanya sebentar Cak Nur di jabatan barunya itu. Tahun 2010 ia direkrut pemilik sebuah lembaga pelatihan pengembangan potensi anak dan remaja bernama Anak Jenius Indonesia (AJI) di Yogyakarta. Di sini ia menerima tanggung jawab sebagai direktur eksekutif. 

Setahun di AJI, pada tahun 2011 Cak Nur berpikir sudah waktunya membuat perusahaannya sendiri. Ia kemudian mendirikan CREDO, sebuah lembaga jasa pelatihan pengembangan SDM yang berfokus pada strategi team building perusahaan. Pada saat bersamaan ia juga bergabung dalam sebuah perusahaan MLM (network marketing). Keputusannya bergabung di MLM ini tak lepas dari ajakan istrinya yang telah menekuni usaha ini sejak setahun sebelumnya.

“Tahu apa yang saya jual? Waktu itu saya jualan… pembalut wanita… hahaha,” ujarnya sambil tertawa keras.

Cak Nur mengaku tidak malu saat ia menekuni pekerjaannya berjualan pembalut wanita. Di sini dia banyak belajar bagaimana berkolaborasi membangun jejaring bisnis dengan ratusan distributor independen di seluruh Indonesia. Kemampuannya dalam menjual ide juga semakin terasah. “Dan yang penting hasilnya besar, halal dan memberikan manfaat buat orang lain,” terangnya.

Tahun 2014, Cak Nur dan istrinya merasakan bahwa meski hasilnya cukup besar, namun perusahaan CREDO dan bisnisnya di MLM kurang begitu sesuai dengan visi besar mereka berdua. Ada banyak keterbatasan untuk mengembangkan potensi secara mandiri. Ia lalu memutar akal mencari solusi. Ia dan sang istri juga berdiskusi dengan keluarga besarnya.

Lalu keluarga besar memberikan saran agar Cak Nur dan istri membuka bisnis toko aki (battery/accu). Berkaca pada bisnis aki yang telah dijalani belasan tahun oleh keluarga besar istrinya, di mana awalnya dirintis oleh seorang paman istrinya yang kemudian sukses sebagai spesialis aki di Palembang, Sumsel. Bahkan saat itu dalam keluarga istri Cak Nur telah ada 8 outlet toko aki yang tersebar di Palembang, Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

Setelah ‘berguru’ kepada sang paman tersebut, dan didukung penuh oleh keluarga besarnya, Maret 2014 Cak Nur dan istri memberanikan diri mendirikan toko aki sendiri di Kota Yogyakarta dengan bendera “Ais Aki Jogja”. Tidak butuh waktu lama bisnis akinya ini segera dikenal publik di Yogyakarta. Bulan Agustus di tahun yang sama dibukalah gerai Ais Aki Bantul. Lalu gerai Ais Aki Sleman didirikan tahun berikutnya dengan mengakuisisi sebuah toko aki yang sedang kolaps.

Melalui bendera Ais Aki, Cak Nur dan istrinya mantap menekuni usaha aki. Inovasi yang dikembangkan saat itu adalah memanfaatkan teknologi yang memudahkan pelanggan memesan secara online, dengan layanan gratis diantar (delivery). Dengan strategi ini, Ais Aki cepat berkembang. Hingga tahun 2020 ada 4 gerai di Yogyakarta dan 1 di Semarang.

Tahun 2016 Cak Nur mengikuti berita hangat yang terjadi waktu itu, yaitu adanya peristiwa gesekan yang semakin parah antara ojek online dan ojek pangkalan. Ia menyimpulkan kemajuan teknologi lewat teknologi digital tak bisa dibendung lagi. Kemajuan teknologi informasi bisa mengancam bisnis usaha lama. Yang tidak bisa melakukan adaptasi pastilah akan terlindas.

Maka saat itu Cak Nur dan istri banyak berdiskusi dan belajar bagaimana strategi pengembangan bisnis di era digital. Lalu munculah ide cemerlang. Ia berpikir, para pemilik kendaraan yang malas atau enggan datang langsung ke toko atau ke bengkel, tentulah kebutuhannya bukan hanya aki saja. Paling tidak untuk servis ringan dan merawat kebersihan kendaraan, pastilah peluang pasarnya masih terbuka luas. 

Maka kemudian terpikir membuat aplikasi yang memungkinkan para pemilik motor dan mobil memanggil bengkel melalui aplikasi telepon pintar. Meminta bantuan sebuah perusahaan developer aplikasi terwujudlah aplikasi “Ais Auto Care”. Dengan aplikasi tersebut semua layanan perbaikan dan perawatan kendaraan bisa dipanggil ke lokasi yang diinginkan.

Tahun 2018 Cak Nur dan sang istri memutuskan mendirikan perusahaan tersendiri untuk layanan aplikasi digitalnya ini, terpisah dari bendera Ais Aki Group. “Strategi ini ditempuh agar usaha baru ini bisa lebih cepat berkembang dan bisa melibatkan kolaborasi dengan pihak lain,” jelasnya. Menggandeng 2 investor lainnya, didirikanlah sebuah perseroan terbatas (PT) dengan produk utama bernama platform digital HEPICAR.

Dengan tagline “Kendaraan Hepi, Anda Hepi”, HEPICAR memberikan konsumen pelayanan terbaik untuk perawatan dan perbaikan segala jenis kendaraan dengan kualitas layanan yang terstandarisasi. Ada 5 kategori pelayanan yang diberikan, yaitu bengkel umum, cuci kendaraan, ban, layanan terkait aki dan bantuan kedaruratan. Semuanya bisa dipanggil ke rumah atau lokasi yang ditentukan. Saat ini ada sekitar 30 jenis layanan, di antaranya cuci motor – mobil, ganti oli, ganti aki, jumper aki, tambal ban, ganti ban, servis radiator, servis AC mobil, layanan derek, solusi darurat ketika mogok, dan lain-lain.

“Spirit HEPICAR adalah bagaimana menjadikan bengkel-bengkel tidak terancam oleh perkembangan teknologi digital. Bahkan teknologi seharusnya bisa menjadi sahabat untuk tumbuh dan berkembang,” tutur Cak Nur menjelaskan semangat di balik perusahaanya.

Untuk itu Cak Nur mengajak semua bengkel untuk bergabung dalam platformnya. HEPICAR juga memberikan kesempatan bergabung kepada para tenaga terampil yang ingin berusaha di bidang layanan otomotif. Dengan bergabung sebagai Mitra Spesialis, HEPICAR akan melatih dan melakukan sertifikasi.

Saat konsep bisnis HEPICAR ditawarkan kepada bengkel-bengkel di Yogyakarta, ternyata antusiasme yang didapatkan begitu tinggi. Hanya dalam tiga bulan pertama 300 bengkel bergabung sebagai mitra. Selain buah dari kegigihan tim marketing kemitraan HEPICAR yang mendatangi satu persatu calon mitra, hal ini juga karena bengkel merasa diuntungkan jika ikut dengan HEPICAR. Bengkel bisa mendapatkan order tambahan, bertambah jaringan kerja dan mendapatkan pengalaman beradaptasi dengan teknologi digital.

“Sangat gampang bergabung menjadi mitra HEPICAR. Tinggal mengisi form secara online, lalu akan diproses dalam waktu relatif singkat,” tutur Cak Nur.

Setelah terdaftar dan dibekali standar operasi, mitra akan mendapatkan perlengkapan rompi, topi, stiker dan spanduk. Untuk peralatan kerja atau kit, mitra dapat mengusahakan sendiri, tapi kalau mau beli di HEPICAR juga bisa. Calon mitra apabila ingin berkonsultasi terlebih dahulu, dipersilakan datang langsung ke kantor HEPICAR yang berada di Komplek Yadara Blok 4 No. 19 Caturtunggal, Yogyakarta.

Cak Nur menambahkan HEPICAR bersikap tidak diskriminatif dalam perekrutan mitra. Artinya siapa saja boleh bergabung, termasuk mereka kaum disabilitas. 

“Saat ini ada 8 orang penderita tuna rungu dan tuna wicara yang menjadi mitra aktif HEPICAR. Terbukti hasil kerja mereka juga tidak kalah dengan mitra lainnya,” tutur Cak Nur.

Dari sudut konsumen, melakukan order lewat aplikasi HEPICAR di gadgetnya juga sangat mudah. Konsumen tinggal memilih layanan yang diinginkan. Kemudian mitra-mitra terdekat yang siap memberikan pelayanan melakukan bid. Di layar gadget konsumen bisa muncul beberapa nama mitra, dan konsumen bebas memilih sesuai keinginan. Selanjutnya mitra akan mendatangi lokasi yang ditentukan dalam waktu singkat.

Saat ini HEPICAR mempunyai total 989 mitra, baik bengkel maupun perorangan. Tersebar di 3 area, yaitu Yogyakarta, Solo dan Semarang, dengan sebagian besar berada di area provinsi DIY yaitu sekitar 400-an mitra.    

Ke depannya HEPICAR akan meningkatkan pelayanan berupa penyediaan spare part kendaraan dengan cepat, harga kompetitif dan sekaligus dipasangkan. Bengkel-bengkel mitra juga bisa berbelanja bahan dan alat pekerjaan melalui platform digital ini.

“Saya pribadi punya impian bahwa semua pemilik kendaraan punya aplikasi HEPICAR. Fitur dan jenis layanan akan semakin lebih luas dan beragam. Seperti misalnya membantu pengurusan pajak kendaraan, langganan parkir, pembiayaan pembelian kendaraan, jual beli kendaraan bekas, sewa kendaraan dengan sistem sharing, dan sebagainya,” demikian pungkas Cak Nur mengakhiri wawancara.

1 Comment

Komentar ditutup.