Mereka yang Berjuang Melawan Covid-19 dari Belakang Layar

Tingkat kepedulian warga Kagama seluruh Indonesia dalam ikut menanggulangi merebaknya virus Covid-19 sungguh layak diacungi jempol. Mulai dari penggalangan dana yang sangat massive sampai memproduksi Alat Pelindung Diri & hand sanitizer sendiri. Tanpa dikomando mereka bergerak sendiri tanpa pamrih.

Kita sangat menghargai pekerjaan para petugas paramedis baik dokter atau perawat sebagai ujung tombak di garda paling depan, namun jangan dilupakan juga jasa mereka yang bekerja dalam senyap dari balik belakang layar yang bertugas memberikan support. Mereka adalah relawan yang memproduksi hand sanitizer & APD kemudian mendistribusikannya untuk dibagikan kepada masyarakat umum maupun buat tenaga medis.

Khusus untuk pembuatan hand sanitizer (HS) banyak warga Kagama di berbagai kota yang terlibat. Untuk Jogjakarta produksi HS dilakukan di Dalem Mangunsudiran, yang merupakan salah satu pusat aktifitas kegiatan Kagama Care. Dari pertama kali berjalan sekitar 3 minggu yang lalu hanya ada 4 personil inti yang terlibat. Mereka adalah Ekan NS (Psikologi 1997), Ika Andreyo (Sosiologi 1996), Isma Kurnia (Biologi 1997) dan Ulie Rakhmawati (Biologi 2001).

Meski hanya berempat namun produktivitas mereka sungguh luar biasa. Di tengah kelangkaan bahan baku, selama 3 minggu mereka mampu memproduksi lebih dari 300 liter HS, yang mana sudah didistribusikan ke kota lain seperti Jakarta, Bogor, Bali, Semarang, Solo, serta Balikpapan, selain tentu saja di Jogjakarta sendiri. Mereka setiap hari bergiliran mencari bahan baku & memproduksi HS. Siapa yang longgar waktunya dengan kesadaran sendiri datang untuk menyumbangkan tenaganya.

Ekan, koordinator pembuatan HS, mengatakan bahwa Jumat (03/04/ 2020) adalah hari terakhir memproduksi HS di Mangunsudiran. Ada 2 hal penyebabnya kenapa pembuatan HS tidak dilanjutkan lagi, yaitu semakin langkanya bahan baku & Kagama Care akan lebih fokus memprioritaskan penggunaan dana buat produksi APD yang saat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis di mana saja.

“Selama 3 minggu saya bersama rekan-rekan relawan lainnya belajar banyak tentang kerja sama & kesetiakawanan. Di tengah kekhawatiran tertular kami tetap memberanikan keluar rumah meski agak was-was juga. Kendala utama kami adalah kelangkaan bahan baku namun alhamdulilah bisa kami atasi dengan baik. Ini hanyalah sebuah langkah kecil namun semoga bermanfaat buat masyarakat umum & tim medis yang berjibaku di luar sana memerangi corona”, demikian ujar Ekan.

Bravo buat warga Kagama yang berjuang melawan Covid-19 di manapun berada ! Tetap semangat & jaga kesehatan.

2 Comments

  1. Bravo…
    Terimakasih perjuangan mbak Ekan, mbak Ika, mbak Isma dan mbak Ulie. Karya anda bukan saja tersebar ke seluruh Indonesia dan bermanfaat langsung kepada banyak orang tapi semangat dan kebersamaan anda menjadi inspirasi rekan kagama dan kebanyakan orang. Selamat

Komentar ditutup.