Buka Seminar KAGAMA, Menaker Pastikan Cetak SDM Yang Unggul

BALIKPAPAN – Dalam rangka menghadapi era 4.0, Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) dan UGM menggelar seminar Nasional sekaligus Munas KAGAMA yang kedua. Seminar yang dipusatkan di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut bertajuk “Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”

Acara yang dimulai pukul 13.00 WITA tersebut dibuka langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri sebagai keynote speaker, dan dilanjutkan dengan diskusi oleh empat pembicara masing-masing adalah dosen Fakultas Geografi UGM Sukamdi, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono, Direktur Eksekutif Migrant CARE Wahyu Susilo, dan pengirim Pemagangan dan tenagakerja ke Jepang Aji Erlangga Martawireja.

Ketua umum KAGAMA yang juga sekaligus Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo mengatakan, kedepan UGM dan KAGAMA pasti snagat berperan penting di Kaltim, mengingat rencanan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kaltim. Khususnya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan unggul dalam persiapan revolusi Industri 4.0.

Dirinya menyebut, Indonesia sedang memasuki periode “bonus demografi”, di mana 70% penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025-2030. Bonus demografi ini adalah berkah dan modal pembangunan yang penting, namun di sisi lain akan menjadi bencana jika Indonesia gagal memperkuat SDM dan juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan.

“Apalagi 58 persen tenaga kerja kita adalah lulusan SD dan SMP. Di hulu, kita menghadapi persoalan struktural di mana belum adanya ‘link and match’ atau belum tersambungnya antara output sistem pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,” kata Ganjar, Sabtu (7/9).

“Tanpa pembenahan yang serius dalam pendidikan, maka menyisakan masalah pada kualitas tenaga kerja kita. KAGAMA mengapresiasi capaian pemerintah Jokowi-JK yang dalam lima tahun terakhir, mampu menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,81% pada bulan Februari 2015 ke 5,01% Februari 2019,” sambungnya.

Walaupun demikian menurutnya, tantangan ke depan tidak ringan, karena kita memasuki era disrupsi teknologi yang membuat beberapa pekerjaan lama akan bisa hilang dan emerging job akan bermunculan.

“Karena itu dibutuhkan lompatan untuk menguasai emerging skill seperti artificial intelligent atau kecerdasan buatan, cloud computing atau komputasi awan, big data analytics atau analisis data berskala besar, dan internet of things,” jelasnya.

Sementara itu, Hanif Dhakiri menjelaskan, pihaknya akan mendukung penuh penyiapan SDM di Kaltim. Sembari menunggu desain detailnya calon lokasi IKN dari Bappenas. Tak hanya itu dari segi SDM juga dirinya menyebut akan sejak dini menyiapkannya. Meskipun angka tenaga kerja di Indonesia yang lulusan SD dan SMP masih tinggi sekitar 58 persen.


“Kondisi ini jauh lebih baik Jika dibandingkan tahun sebelumnya, sebelum kepemimpinan pak Jokowi – JK, dulu masih diatas 60 an persen. Jadi saat ini sudah ada perbaikan meskipun angkanya masih tinggi 58 persen. Tapi tetap saja ini masih menjadi tantangan kedepan,” katanya.

Dirinya mengatakan, itulah pentingnya peran pemerintah dalam hal ini akan mensupport pendidikan, pelatihan dan vokasi. Guna membantu memfasilitasi agar mereka yang lulusan SD – SMP memiliki skill. Denegan harapan mereka akan memiliki pilihan, masuk ke industri, menjadi pekerja atau berwirausaha.

“Kalau mereka memilih wirausaha, pemerintah juga telah menyiapkan kredit usaha rakyat. Sementara balai-balai latihan berbasis komunitas kita sudah ada di Kaltim, namun masih skala kecil, nanti kita sesuaikan kebutuhannya. Kalau memang dikira sudah perlu, kita akan buka dan sinergikan dengan pemerintah kota, provinsi maupun pusat,” jelasnya.(*/snd)

Sumber: Kaltim Pos, Minggu 8 September 2019

Foto: Sandi Kurniyawan / KP

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*