Batik Merak Ngibing, Si Cantik dari Priangan Timur

Oleh: Sitawati Ken Utami

Batik Priangan mungkin terdengar kurang memasyarakat. Batik selalu identik dengan kota kota di Jawa Tengah seperti Solo, Pekalongan, Lasem dan Yogyakarta. Selain itu juga batik yang banyak dikenal berasal dari dari Cirebon dan Madura. Setelah dipelajari lebih mendalam, ternyata batik Jawa Barat sebenarnya sudah dikenal sejak dulu dengan motif yang kuno dan unik. Ada pula motif yang merupakan kreasi baru dengan mengembangkan motif yang relevan dengan ikon daerah setempat.

Sitawati Ken Utami

Batik sejatinya tidak lagi didominasi oleh masyarakat etnis Jawa yang masih memegang teguh budaya lokal, namun juga merambah ke berbagai daerah lainnya di Indonesia termasuk di kawasan Priangan , bagian dari Provinsi Jawa Barat. Banyak sekali keindahan ragam hias batik kuno yang masih dijaga kelestariannya, maupun ragam hias baru yang dikembangkan pada saat ini.

Arti dan filosofi

Motif Batik Jawa Barat yang tergolong vintage dan klasik berasal dari daerah Priangan Selatan dan Timur. Dengan sedemikian banyaknya motif batik, yang bisa dikatakan paling ikonik berasal dari Priangan Timur mencakup daerah Tasikmalaya, Garut dan Ciamis. Dari berbagai jenis batik,  ada batik  yang menarik dan cukup nge-hits dari masa ke masa yaitu Batik “Merak Ngibing”.

Arti dari kata Merak Ngibing itu sendiri adalah Merak yang sedang menari. Batik ini sangat khas dan kental dengan nuansa lokalitas Sunda. Pada buku “Batik Pesisir Selatan Jawa Barat”, Batik Merak Ngibing disebutkan sebagai salah satu motif yang banyak diminati dan mengalami perkembangan pesat.

Warna dan Ragam Corak

Batik Merak Ngibing dikenal berasal dari Garut dan Tasikmalaya. Motif batik klasik Merak Ngibing yang berasal dari Garut pada dasarnya berlatar warna gumading , putih buram seperti gading. Warna ini terlihat kalem dan ayu. Sedangkan batik Merak Ngibing dari Tasikmalaya lebih berani dengan warna-warna cerah dan mencolok kuat seperti merah pekat dan biru tua, khas karakteristik masyarakat Sunda yang gembira dan terbuka.

Burung Merak yang digambarkan pada batik tersebut selalu berpasangan, yang diduplikasi memenuhi seluruh area kain atau menghiasi tepian kain  di sisi bawah saja.

Secara umum kesan batik biasanya ada yang terlihat ayu dan lembut, namun ada juga yang terlihat gagah dan berwibawa. Sedangkan keunikan motif Batik Merak Ngibing ini mengandung unsur yang memadukan antara anggun, cantik dan sekaligus gagah.

Burung Merak sebagai Inspirasi Seni

Merak merupakan burung yang sangat cantik dengan keindahan bulu bulunya dan warnanya yang beragam. Tak heran bila merak menjadi inspirasi bagi para seniman untuk menuangkan ke dalam karya seni. Merak memiliki struktur mikroskopis yang cemerlang dan berkilau seperti kristal pada bulu bulunya. Keragaman warna merak ini merupakan bawaan dari asalnya yakni merak biru dari India dan Srilanka , merak hijau berasal dari Myanmar sampai Jawa, sedangkan merak Kongo memiliki warna yang tidak terlalu mencolok. Saat ini burung merak bisa dijumpai di beberapa Taman Nasional di Jawa.

Selain menarik hati seniman sebagai motif batik di Priangan Timur, burung merak ini juga menjadi inspirasi bagi seniman tari. Pada tahun 1955, seniman tari Rd. Tjetje Sumantri menciptakan Tari Merak  yang dipersembahkan untuk menghibur para delegasi Konferensi Asia Afrika , Bandung. Setelah Rd. Tjetje Sumantri meninggal pada tahun 1963, Tari Merak dikembangkan oleh Irawati Durbin atas permintaan Presiden Soekarno ketika mempersiapkan rombongan kesenian, yaitu Grup Viatikara, ke New York Fair 1965.

Pengrajin Batik Merak Ngibing

Pasang surut perkembangan pengrajin batik Priangan sempat mengalami kelesuan pada sekitar awal tahun 1980 hingga 1990-an. Hal ini terjadi karena pengusaha batik mendapat saingan dari kain bermotif batik yang dicetak oleh mesin (printing) dengan harga sangat murah. Baru kemudian setelah batik diakui oleh UNESCO sebagai warisan tak benda dari Indonesia, pengrajin dan pengusaha batik mulai bangkit kembali karena sesungguhnya pengakuan itu hanyalah ditujukan kepada pembuatan batik tulis yang dibuat dengan proses pencantingan. Dan batik itu sendiri merupakan produk kerajinan yang dihasilkan dari perintangan warna dengan malam (sejenis lilin). Dengan demikian untuk mendorong keberlangsungan hidup pengrajin batik, perlu disosialisasikan pemakaian batik dari proses pencantigan atau cap tangan.

Pada saat ini perkembangan prosuksi batik semakin maju. Walaupun Batik Merak Ngibing merupakan batik dengan motif khas Priangan Timur, akan tetapi pengrajin Batik Merak Ngibing tidak terbatas hanya di Tasikmalaya dan Garut. Dari penelusuran di media sosial, Batik Merak Ngibing juga diprosuksi di Cirebon dan Solo. Sedangkan galeri penjualan merambah ke Bandung dan Jakarta. Kualitas yang ditawarkan pun bermacam macam. Ada batik cap dan tulis dengan beragam harga yang menyesuaikan kualitas pembatikan. Hal ini membuktikan bahwa Batik Merak Ngibing memang banyak  disukai oleh para pecinta batik. Semoga batik Merak Ngibing tetap lestari menghiasi khasanah dunia perbatikan di Indonesia.

Referensi

Komarudin Kudiya, Djalu Djatmiko, Herman Jusuf, Zaini Rais, Saftiyaningsih Ken Atik. 2013. Batik Pesisir Selatan Jawa Barat.

Inibaru.id. Burung Merak Hijau si Cantik yang Hampir Punah

Bobo.id. Mengenal Tari Merak Mulai dari Sejarah Property dan Makna Gerakannya